Saya adalah salah satu mahasiswa UGM yang sedang berjuang untuk bisa terus belajar dan mengapai cita-cita menjadi sarjana lulusan UGM. Latar belakang saya berasal dari keluarga yang bisa dibilang tidaklah berkecukupan. Awalnya keluarga kami tidak terlalu kesusahan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tahun 1999 ayah saya terkena serangan jantung dan dilarikan ke rumah sakit. Semenjak itu ayah saya tidak bisa bekerja berat karena kondisi kesehatannya tidak memungkinkan. Tahun 2000 ayah saya kembali masuk rumah sakit dengan penyakit yang sama, bahkan kabar buruknya ayah saya juga menderita sakit ginjal dan ada gangguan pada paru-parunya. Ayah saya perokok berat. Saudara-saudaraku yang menggantikan ayah sebagai pencari nafkah. Hingga akhirnya ibu pun ikut mencari nafkah, karena untk memenuhi kebutuhan sehari-haripun sangat sulit, apalagi ayah tergantung obat-obatan. Kami yang ingin bersekolah, ingin merasakan nikmatnya pendidikkan pun harus mendapatkan ancaman dari ibu. Kalau ingin bersekolah harus belajar yang rajin agar mendapatkan beasiswa. Apalagi setelah itu ayah meninggal dunia dan tidak membuat keadaan membaik.
Alhamdulillah tuhan tidak membiarkan kehidupan kami begitu saja, kami mendapatkan beasiswa untuk bersekolah. Tidak cukup sulit bagi orangtuaku untuk menyekolahkan kami. Hingga akhirnya saya menyelesaikan sekolah menengah atas saya dengan menggunakan uang beasiswa. Tapi menjadi permasalahan baru ketika saya mencoba mengikuti program UGM (PBUTM) dan saya dinyatakan lolos. Orangtua dan saudara-saudara cukup gusar, karena memikirkan bagaimana nantinya saya tinggal dikota besar dan biaya hidup. Tapi seiring dengan waktu saya bisa membuktikan pada orang lain saya bisa menjalani dan menghadapi tantangan di kota besar. Walaupun biaya hidup saya disini dengan uang patungan saudara-saudara dan tak pernah sebesar anak-anak yang lainnya, walaupun saya harus berjalan kaki ke kampus bukan dengan menggunakan kendaraan mewah. Saya tetap bersyukur dengan segala sesuatunya yang telah diberikan tuhan demi perubahan nasib keluarga.
Motivasi saya untuk belajar di UGM adalah: motivasi terbesar saya untuk belajar di UGM karena ayah saya. Keinginannya untuk melihatku menjadi seorang pengacara. Lalu motivasi berikutnya karena ibu saya, aku lelah melihatnya sampai usia senjapun tetap bekerja untuk biaya hidup kami. Perubahan nasib keluarga diperlukan ,mungki8n ini salah satu jalannya. Ketiga ingin membuktikan ada masyarakat yang sering meremehkqan kehidupan kami, bahwa kami tidak seburuk apa yang ia lihat. Saya juga sangat ingin menyekolahkan adik-adik saya sampai setinggi-tingginya.
Harapan saya dengan adanya beasiswa RZIS UGM adalah bisa sedikit mengurangi beban orangtua. Menggunakan uang beasiswa untuk kepentingsan kuliah dengan sebaik-baiknya. Kegiatan perkuliahan menjadi lancar.