Harta adalah bagian dari rezeki dan rezeki bukan hanya soal harta. Kesehatan, anak, makanan, keberkahan dan semua nikmat dari Allah adalah rezeki untuk kita.
Kenapa ya mindset kebanyakan orang itu rezeki itu adalah harta? Ini yang ngebuat kita jadi sulit untuk bersyukur bukan?
Rezeki gak melulu soal harta. Kita masih diberi hidup juga merupakan rezeki yang amat besar. Jangan cuman pikirin tabungan dunia. Pikirin tuh tabungan pahala buat di Akhirat!
“Aku heran banget sama yang gak ibadah tapi rezekinya ngalir terus?” Kalau gitu, Firaun pun juga diberi rezeki yang ngalir terus tuh? Allah uji dengan rezeki, Firaun jadi sombong. Cukup Firaun aja. Kita jangan!
Ada beberapa hal yang gak bisa kita beli dengan uang. Makanya, uang itu hanya bagian kecil dari kenikmatan. Sementara kenikmatan dan rezeki terbesar adalah iman dan rasa cukup.
Andai kita punya rasa cukup, gak akan kita kebanyakan ngeluh, ngedumel. Bahkan, gak akan kita melirik sama yang syubhat apalagi sama yang haram.
Uniknya, rasa cukup itulah yang menjadikan rezeki semakin deres datengnya. Rasa cukup juga yang menjadikan kita menerima setiap rezeki yang Allah beri.
Ada lho, seseorang yang sekedar bisa ke Masjid aja udah seneng banget. Rezeki yang gede banget. Soalnya gak semua orang yang berharta hari ini bisa melangkahkan kakinya ke Masjid.
Jangan sampai kita menjadi sulit bersyukut dan menerima, hanya karena kita salah paham soal konsep rezeki. Rezeki itu banyak, sementara uang hanya sepersekian kecil dari besarnya nama ‘rezeki’.
Yuk terus besyukur dan terus beribadah! Semoga Allah terus menambah nikmat-Nya untuk kita. Aamiiin.
Harta adalah rezeki yang paling rendah. Kesehatan adalah rezeki yang paling tinggi. Anak yang shalih adalah rezeki yang paling utama. Sedangkan Ridho Allah adalah rezeki yang sempurna. Syeikh Prof Muhammad Mutawalli asy-Sya’rawi (1911-1998 M)