Saya berjuang untuk bisa belajar di Universitas Gadjah Mada (UGM). Saya adalah salah satu mahasiswa UGM yang sedang berjuang untuk bisa terus belajar dan mengapai cita-cita menjadi sarjana lulusan UGM. Latar belakang saya berasal dari keluarga sangat sederhana sebuah kota kecil yang terkenal dengan rokok kreteknya, yaitu Kudus. Bapak saya bekerja sebagai buruh di Pabrik rokok dengan upah di bawah UMR. Jika dikurangi potongan koperasi, dalam satu bulan Bapak hanya bisa membawa pulang gaji tidak lebih dari 500 ribu. Ibu saya bekerja sebagai Guru honorer di Madrasah Ibtidaiyah (MI). Ibu sangat idealis,pada zaman Orde Baru beliau tidak berkehendak untuk diangkat menjadi PNS. Bagi beliau, menjadi PNS sama saja dengan menjadi antek-antek pemerintah, dan salah satu cara melawan adalah dengan tetap menjadi guru honorer. Pilihan Ibu membawa konsekuensi kecilnya gaji yang diterima. Saya sampai tidak sanggup menyebutkan nominalnya karena saking kecilnya. Dengan kondisi seperti ini, melanjutkan kuliah di UGM (yang terkenal mahal) merupakan hal yang tidak logis. Namun tidak ada hal yang tidak mungkin, toh buktinya sekarang saya tercatat sebagai mahasiswa jurusan Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, UGM.
Dari awal kuliah, saya memang tidak di support secara financial oleh keluarga, namun dukungan dan doa selalu tercurah untuk kelancaran studi saya. Mungkin ini yang membuat saya masih bisa bertahan sampai sekarang. Berbagai cara saya lakukan untuk tetap kuliah, mulai dari kerja part time di berbagai tempat, menjadi fasilitator outbond, ikut hibah penelitian, mengikuti berbagai lomba, sampai mengirimkan tulisan ke berbagai media.
Kuliah di UGM merupakan mimpi saya sejak kecil. Bagi saya UGM merupakan kampus terbaik dan orang-orang yang masuk pun orang-orang terbaik. UGM telah mencetak lulusan-lulusan hebat. Hebat dalam bayangan saya bukan hebat dalam artian mainstream seperti sekarang, kehebatan yang hanya diukur dengan barometer materiil. Bagi saya, individu hebat yakni individu yang tidak hanya memikirkan diri sendiri, namun bergunan bagi orang-orang di sekitarnya. Saya inging menjadi bagian dari individu hebat ini.
Harapan saya dengan adanya beasiswa RZIS UGM adalah dapat membantu saya meringankan beban finansial. Saya tidak perlu bekerja dan bisa lebih fokus belajar.