Masa pubertas adalah tonggak penting dalam perjalanan seorang anak menuju kedewasaan, namun tantangan era modern seperti akses mudah ke pornografi dan pergeseran nilai moral memerlukan pendekatan edukasi yang lebih menyeluruh. Dalam Kajian Sakinah Academy di Masjid Kampus UGM, Dr. Phil. Qurotul Uyun, S.Psi., M.Si., Psikolog, memaparkan pentingnya pendidikan seksual berbasis fitrah manusia dan ajaran Islam sebagai solusi menghadapi dinamika pubertas dan akil balig. Kajian ini sekaligus menjadi bagian dari kegiatan buka puasa sunnah Senin-Kamis yang di sponsori oleh RUMAH ZIS UGM, sehingga dapat menambah keberkahan dan makna spiritual acara di Masjid Kampus UGM.
Memahami Perbedaan Pubertas dan Akil Balig
Pubertas sering kali diasosiasikan dengan perubahan biologis, seperti kematangan seksual, dan sering berfokus pada isu-isu seperti pencegahan kehamilan di luar nikah. Namun, pendidikan akil balig melangkah lebih jauh. Dalam Islam, akil balig mengacu pada kedewasaan moral dan spiritual, yang menekankan pembentukan karakter serta pemahaman nilai-nilai moral sesuai syariat.
Tantangan di Era Modern
Anak-anak kini cenderung mengalami pubertas lebih dini, tetapi sering kali belum siap secara mental dan emosional untuk menghadapi tanggung jawab yang menyertainya. Hal ini diperparah oleh eksposur terhadap media yang tidak sehat. Maka, pendidikan tidak hanya bertujuan mencegah perilaku menyimpang, tetapi juga memperkuat ketahanan mental dan spiritual.
Strategi Pendidikan Akil Balig Berdasarkan Usia
- Usia 0-7 Tahun: Pada tahap ini, fokus pendidikan adalah memenuhi kebutuhan anak dengan kasih sayang, menanamkan nilai moral, dan menghindari materi yang dapat membingungkan.
- Usia 7-14 Tahun: Anak mulai dilatih disiplin, etika, dan adab. Orang tua dapat memberikan konsekuensi dan penghargaan berdasarkan prinsip syariat.
- Usia 15-21 Tahun: Pendidikan diarahkan pada penumbuhan tanggung jawab dan kemandirian, termasuk pemahaman hak dan kewajiban dalam hubungan pernikahan.
- Prinsip Tarbiah: Semua tahap pendidikan harus dilandasi dengan penguatan hubungan anak dengan Allah, pembiasaan berbuat baik, dan kesabaran dalam menghadapi tantangan.
Menghadapi Permasalahan Khusus
Dr. Uyun juga memberikan jawaban praktis atas pertanyaan audiens, seperti:
- Ketertarikan Remaja pada Lawan Jenis: Orang tua diharapkan memberi dukungan dan bimbingan, sekaligus menunda keterlibatan dalam hubungan serius hingga usia yang tepat.
- Pendidikan Seksual di Sekolah: Penting untuk mengintegrasikan pendidikan ini dengan akhlak Islami, memperhatikan sensitivitas moral, dan menyesuaikan dengan usia perkembangan anak.
- Isu Transgender dan Waria: Orang tua berperan besar dalam mendampingi anak agar memahami identitas gender sesuai fitrah, sambil mempertimbangkan pendekatan medis dan ilmiah.
Penutup: Kolaborasi untuk Pendidikan Holistik
Mendidik anak dan remaja untuk menghadapi masa baligh bukanlah tugas yang bisa diselesaikan oleh keluarga saja. Guru, masyarakat, dan institusi pendidikan harus turut serta. Kunci keberhasilannya adalah memperkuat hubungan dengan Allah serta menanamkan nilai-nilai moral yang kokoh. Dengan pendekatan ini, generasi muda akan lebih siap menghadapi tantangan kehidupan modern.
Untuk menyimak kajian lengkapnya, silakan tonton video berikut: Navigasi Pubertas: Strategi Edukasi Seksual bagi Anak & Remaja
Foto & Editor: Deski Jayantoro