One peace story of our Rumah Zis UGM, semoga semakin banyak saudara kita bisa kita bantu
Sekitar Bulan Desember 2012, kami menjadi mitra tim KKN – PPM yang di inisiasi oleh salah satu staf. Dan alhamdulillah, pada Bulan Juli – Agustus 2013 terlaksana kegiatan tersebut. Sebagai mitra, kami berusaha membantu dalam hal pendanaan dan rencana program kerja. Tapi kali ini kami tidak ingin banyak membahas tentang KKN – PPM 2013 tersebut. Untuk informasi, Lokasi KKN bertempat di Desa Sendangmulyo, terbagi menjadi tiga sub unit yaitu Dusun Slarongan, Dusun Mergan, dan Dusun Kwayuhan.
Sabtu (25/01) sekitar pukull 4 pagi, dapat kabar kalau ada mualaf di lokasi KKN tersebut, tepatnya dari Bapak Suhar, di sub unit Dusun Slarongan. Bertepatan di sub unit ini mayoriyas non muslim (90%), sisanya (10%) baru yang muslim. Kemudian kami melakukan investigasi. Ternyata benar, ada kakak beradik yang memutuskan kembali ke agama fitrahnya.
Kedua mualaf tersebut adalah: Rico Novendi Triaji, kelas empat SD dan Reiski Reicardo Febrianto, kelas satu SMP. Mereka masuk islam pd Hari Selasa (21/01). Mereka terlahir dari keluarga non muslim. Bapaknya dulunya Muslim, kemudian saat menikah pindah agama. Kemudian kami meminta staf untuk ke lokasi, dalam rangka menyalurkan apa yang menjadi hak mereka sebagai mualaf. Maka pada hari Ahad (26/01), staf yang ditugaskan meluncur ke lokasi. Berikut penuturan staf yang sedang bertugas:
“Saya sampai di rumahnya lima menit menjelang adzan magrib, karena rumahnya kondisi gelap, maka sy balik lagi untuk sholat magrib di mushola terdekat. Sekitar setengah tujuh dapat kabar bahwa tuan rumah sudah pulang, kemudian saya bergegas ke sana selepas sholat isyak. Kondisi rumah masih gelap, dan ternyata memang belum punya saluran listrik, hati saya sedikit mengulas masa dulu, dn hari ini masih ada yang belum punya saluran listrik. Hasil investigasi, bapak dari kedua anak ini bekerja sebagai pengumpul barang bekas, dan istrinya sebagai juru masak di salah satu rumah sakit milik non – muslim. Baiklah, hati saya makin bergejolak.”
“Riki kalau belajar bagaimana?” tanya ku setelah kami masuk kepada mualaf yang bernama lengkap Reiski Reicardo Febrianto.
“Ya ini mas, pakai lampu gas” jawabnya lugas
Saya makin bergejolak, soalnya sy pernah mengalami masa yang beginian. Dan ternyata, lampu gas yang dipakai di ruangan tersebut, di ruang tamu yang cukup sempit tersebut, adalah lampu yang baru disiapkan tepat sebelum saya datang, karena tuan rumah rupanya sudah dapat kabar akan kedatangan saya. Terlepas dari itu semua, Perkembangan pesat dialami oleh Rico dan Riki dalam mengenal islam. Rico dan Riki sudah bisa wudhu dn rajin sholat serta mengaji. Rico sudah iqra’ satu, halaman 23 kalau gak salah, sedangkan Riki Sudah iqra dua, halaman 3 kalau gak salah. Do’aku selepas mengimami sholat magrib dn isyak di mushola terdekat sana,
“Ya Allah, istiqomahkan dan sholihkan Rico dan Riki, berikan hidayah kepada kami semua juga ya Allah”
Aamiin.
Begitu informasi yang disampaikan oleh staf yang bertugas. Dan untuk informasi, kami menyalurkan sembako untuk orang tuanya. serta sarung dan baju koko untuk Riki dan Rico serta uang saku.
Semoga Allah menajadikan kita semua sebagai orang yang mendapatkan petunjuk.