“Adab adalah satu pengajaran yang membuat manusia mampu menempatkan diri pada kehidupan pada apa dan siapa yang dihadapinya.”
Jalan cinta pencari ilmu
Adab adalah satu pengajaran yang membuat manusia mampu menempatkan diri pada kehidupan pada apa dan siapa yang dihadapinya. Adab diturunkan untuk membentuk peradaban. Peradaban artinya penataan agar manusia mencapai kualitas hidup terbaik sesuai dengan pengetahuan yang dipahaminya yg membuat nya bisa mampu menempatkan diri ditengah alam semesta. Akhlak dan adab dalam kamus adalah satu kesatuan. Dalam agama kesemuanya adalah akhlak. Akhidah adalah akhlak kepada Allah. Ibadah adalah akhlak kepada sendiri dan Allah. Akhlak ada pada hati pikiran dan perbuatan. Mu’amalah akhlak kepada diri kita dan sesama. Akhlak bersesuai dengan adab agar dapat menyesuaikan diri. Adab bagian dari akhlak. adab penampilan dhohir sementara akhlak tampak dari hati juga.
Adab menuntut ilmu maka bagaimana seorang penuntut ilmu (murid). Murid adalah orang yang menginginkan. Orang yang sedang menghendaki untuk mendapatkan kemuliaan ilmu dan mampu menempatkan diri apa (ilmu) dan siapa (Allah, diri sendiri, dan sesama pencari ilmu). Urgensi menuntut ilmu yaitu untuk memperbaiki adab. Seorang insan penuntut ilmu yang tidak mempunyai adab bagaikan lalat yang terbang yang menaburkan penyakit.
Adab menuntut ilmu terbagi menjadi beberapa hal
1. Adab kepada Allah
Adab yang harus diadakan adalah keikhlasan, kemurnian tujuan dan niat hanya untuk Allah. Karena dalam ilmu ada godaan – godaan seperti godaan mencari dunia dengan ilmu. Ilmu adalah kemuliaan yang paling tinggi. Dalam menuntut ilmu tidak ikhlas tidak murni karena Allah itu sangat besar godaannya. Kadang ada orang menuntut ilmu hanya karena ingin mengalahkan seseorang yang dianggap alim. Ilmu tidak digunakan sebagai alat untuk mencapai kemasyhuran. Adab seorang yaitu hendaklah dengan ilmu itu bisa mencapai ketakwaan. Dikatakan oleh ibnu umar ra. “Jika ilmu tidak membuat orang menangis karena takut pada Allah berarti ilmu itu tidak bermanfaat”. Dengan ilmu itu orang menjadi semakin memahami bahwa dia perlu menghindari azab neraka.
Wajib membaca ilmu dengan atas nama Allah. Sikap ilmiah bisa dimulai dari keyakinan kepada Allah. Ilmu itu tidak didapatkan dengan instan tetapi perlu adanya proses empiris. Ilmu dapat dicapai dengan suatu proses dan melakukan pendalaman terhadap ilmu tersebut.
2. Adab terhadap Ilmu
Mengenai adab terhadap ilmu, Al imam Assyafi’i pernah merangkum dalam syair yaitu sebagai berikut
1. ) Menjadi cerdas dengan bertakwa kepada Allah SWT
Agar seorang yang mencari ilmu menjadi cerdas. Kecerdasan yang dimaksud yaitu bagaimana menjaga akal dan karunia yang telah Allah berikan dari kemaksiatan agar dapat bertakwa kepada Allah. Ketakwaan kepada Allah akan membentuk kecerdasan. Sebuah kemaksiatan dapat menghilangkan ilmu. Terlarang dari seorang penuntut ilmu makan dilihat banyak orang (makan dipinggir jalan).
2.) Ambisi
Seseorang tidak akan mendapatkan ilmu tanpa ambisi. Menuntut ilmu harus sedikit demi sedikit dan perlahan – lahan. Ilmu harus dimuliakan tidak boleh ilmu kalah dengan pennguasa hanya karena harta dari penguasa tersebut.
3.) Jihad
Ahli ilmu harus berjihad. Salah satu jihad adalah jihadun nafs. Jihadun nafs punya makna mengilmui al huda dan dinul haq, mengimani al huda dan dinul haq, mengamalkan al huda dan dinul haq, mendakwahkan al huda dan dinul haq, dan sabar dalam mengilmui, mengimani, mengamalkan, mendakwahkan al huda dan dinul haq. Mencari ilmu adalah jihad ketika seseorang meninggal ketika mencari ilmu maka beliau mati dalam kesyahidan.
4.) Uang
Dalam menuntut ilmu diperlukan satu keteguhan hati untuk menyisihkan sebagian anggaran yang besar untuk ilmu dari pada yang lain.
5.) Membersamai guru
6.) Berlama – lama dalam menuntut ilmu
3. Adab terhadap guru
4. Adab terhadap sesama penuntut ilmu (kawan)
Ujian terbesar dari ahli ilmu adalah dengki. Adab terhadap sesama penuntut ilmu adalah bagaimana berlemah lembut, saling berbagi, dan berdiskusi. Berbagi ilmu dengan ahli ilmu tidak akan mengurangi ilmu yang dimiliki tetapi malah menambah ilmu.
5. Adab terhadap diri sendiri
Yang dimaksud adab terhadap diri sendiri yaitu menjaga kehormatan ilmu. Imam Ibnu Hajar tampil dengan mewah karena untuk menjaga martabat ahli ilmu . Kata Imam Malik “Tidak berdiri dipintu – pintu penguasa karena mengharap hartanya”. Imam Malik ketika diminta untuk mengajar anak Harun Arrasyid di istana, Imam malik berkata bahwa ilmu itu tidak mendatangi tetapi didatangi sehingga beliau tidak mau mendatangi ke istana tetapi anak Harun Arrasyid harus mendatangi Imam Malik.
Ringkasan kajian Ust Salim A Fillah ditulis oleh Septiana Yusniamin
Photo by Masjid Pogung Dalangan on Unsplash