Tim KKN – PPM Unit Sendangmulyo, R-ZIS UGM berhasil membentuk kelompok pengrajin berbasis koperasi bernama “Pring Karya”. Kegiatan ini adalah program interdisipliner antara kluster sosio-humaniora dengan sains-tek, mulai dari perencanaan koperasi pengrajin, pembentukan koperasi, penyuluhan koperasi, dan pendampingan koperasi dan ini merupakan kegiatan pokok tema.
Pengrajin besek adalah pekerjaan sampingan yang dilakukan oleh warga Dukuh Slarongan akan tetapi pekerjaan ini potensial untuk dikembangkan. 1 kodi besek dapat dijual Rp. 20.000, akan tetapi warga Dukuh Slarongan hanya membuat kerajinan besek, andaikan saja bambu itu tidak hanya diolah menjadi besek, tetapi dijadikan barang-barang kerajinan yang lebih menjual, betapa potensial sekali untuk dikembangkan.
Program ini memiliki sasaran yaitu para pengrajin besek dari dusun Slarongan. Koperasi memang belum ada di dusun ini, sehingga program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan warga seperti yang ada di desa Sendang Agung. Setelah adanya penyuluhan koperasi ini diharapkan agar warga sadar akan keuntungan berkoperasi dan mau untuk mengelola koperasi, dan terhitung hampir 20 orang yang bersedia membuat kelompok pengrajin besek untuk memulai berkoordinasi membentuk semacam koperasi simpan pinjam. Diawali dengan penyuluhan tentang koperasi sampai dengan pendampingan, program ini berjalan pada tanggal 19-20 Agustus 2013.
Tujuan dari program ini adalah untuk mendampingi perkumpulan koperasi pengrajin besek. Aktifitas dari program pendampingan koperasi antara lain penyuluhan koperasi secara umum, pembentukan koperasi pengrajin besek, dan mengkreasikan besek. Hasil dari program ini antara lain terbentuknya koperasi pengrajin besek “Pring Karya” yang memiliki anggota sebanyak 19 orang, dan diketuai oleh Ibu Sarinah.
Kelompok pengrajin adalah awal dari pembentukan koperasi yang lebih besar, dengan sudah adanya dasar kelompok ini, dan jika kelompok ini berhasil mengelola dengan baik maka nantinya diharapkan menjadi koperasi yang lebih besar dan produktif, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama para pengrajin bamboo.
Keterangan:
Penyerahan uang pembinaan untuk kelompok pengrajin “PRING KARYO”. Uang pembinaan ini nantinya akan dimanfaatkan oleh kelompok untuk mengembangkan usahanya. Pembagian uang ini dilakukan secara bergiliran, dibagi kepada anggota yang mau meminjam uangnya. Jumlah uang pembinaan yang diberikan adalah Rp. 200.000. Dengan modal awal inilah diharapakan kelompok pengrajin dapat memanfaatkan uang ini dengan baik.
Keterangan:
Pengurus dan anggota kelompok pengrajin “PRING KARYO”. Kelompok “PRING KARYO” barulah terbentuk tanggal 20 agustus 2013, nama “PRING KARYO” diambil sebagai nama kelompok pengrajin Dukuh Slarongan, karena kerajinan yang mereka buat dari bambu, PRING artinya bambu sedangkan KARYO artinya karya.