Nama saya Muksin, salah satu mahasiswa UGM yang baru saja wisuda tanggal 21 Mei 2013. Latar belakang saya dari keluarga yang kurang mampu secara ekonomi. Saya berasal dari sebuah desa di Kabupaten Cilacap, saya mempunyai 2 orang adik. Ibu saya hanya sebagai ibu rumah tangga, bapak saya bekerja sebagai buruh bangunan.
Sewaktu SD kelas 6, tidak disangka-sangka diakhir semester saya mendapatkan beasiswa sebesar 360.000 rupiah. Beasiswa itu saya gunakan untuk biaya melanjutkan sekolah ke SMP favorit sekecamatan, yang berjarak kurang lebih 10km dari rumah. Saya diterima disekolah tersebut, setiap berangkat ke SMP saya selalu naik sepeda. Untuk biaya sekolah selanjutnya alhamdulillah saya dapat beasiswa dari pemerintah, walau tidak bisa menutup semua biaya sekolah tapi bisa meringankan beban orang tua. Sewaktu kelas 2, bapak memutuskan untuk mencari pekerjaan di jakarta sebagai buruh bangunan, sebelumnya bapak bekerja sebagai pembuat gula merah dari pohan kelapa dan bekerja serabutan. Sejak itu saya belajar mandiri. Untuk membantu orang tua, saya memelihara kambing, setiap pulang sekolah saya mencari rumput untuk pakan kambing.
Setelah lulus SMP saya berniat melanjutkan ke SMK favorit di Kabupaten, tetapi karena ada persyaratan tinggi badan, saya urungkan niat mendaftar kesana. Karena tinggi badan saya tidak memenuhi persyaratan, walau cuma kurang 2 cm. Akhirnya saya putuskan untuk melanjutkan ke SMA N 1 Maos, yang notabene bukan sekolah favorit, tapi itu termasuk sekolah SMA Negeri yang paling dekat dengan tempat tinggal. Untuk berangkat ke SMA saya masih setia menggunakan sepeda, waktu tempuhnya kira-kira 30-45 menit. Untuk meringankan biaya sekolah saya masih memelihara kambing dan alhamdulillah saya dapat beasiswa lagi dari pemerintah, walau hanya 2 tahun saja. Sewaktu kelas 3 saya bingung mau melanjutkan atau tidak. Karena untuk kuliah memerlukan biaya yang sangat besar bagi keluarga saya, apa lagi adik saya juga pengen sekolah lagi ke sekolah favorit. Jadi saya harus mencari informasi untuk bisa kuliah gratis, saya konsul ke Guru BK, ternyata ada jalur masuk ke UGM melalui jalur PBUTM yang apabila diterima bebas biaya kuliah selama 8 semester. Pada awalnya masih ragu, karena tidak dapat ijin dari orang tua, tapi akhirnya mendapatkan ijin dengan catatan jika diterima harus hidup mandiri. Akhirnya saya mendaftar dan diterima di prodi Fisika.
Awal dijogja terasa hidup sangat berat, karena harus pontang panting untuk hidup madiri. Alhamdulillah masih dikasih uang sama orang tua dan harus pandai-pandai menggunakannya. Saya bekerja sebagai pengajar les privat sampai sekarang. Pada waktu di semester 3 saya mencari beasiswa, akhirnya dapat beasiswa dari Yayasan Sekti selama 1 tahun. Pada semester 4 saya bekerja untuk entry dan compare data penelitian, alhamdulillah mendapatkan bayaran yang lumayan besar. Pada akhir tahun 2010 saya diajak oleh Ibnu Jihad untuk mendaftar sebagai staff RZIS UGM, akhirnya saya diterima sebagai staff, dan disemester berikutnya saya mendaftar beasiswa juga ke RZIS UGM alhamdulillah diterima dan mendapatkan beasiswa RZIS UGM selama 1 tahun, dan sampai sekarang masih menjadi staff RZIS UGM.
Motivasi saya untuk kuliah di UGM adalah untuk menuntut ilmu dan mengembangkan potensi diri dengan lebih baik. Karena UGM adalah kampus kerakyatan yang bisa merangkul seluruh lapisan masyarakat untuk belajar di UGM. Dunia kampus merupakan dunia yang penuh dengan ilmu pengetahuan, disinilah kita ditempa untuk menjadi orang yang lebih baik lagi. Karena hal itulah tekad saya untuk tidak akan menyia-nyiakan kuliah di UGM. Saya bersyukur mendapatkan kesempatan untuk menuntut ilmu di UGM, karena tidak semua orang memiliki kesempatan seperti saya.
Saya berharap dengan adanya RZIS UGM bisa membantu orang-orang yang kesulitan dalam hal biaya perkuliahan dll. Saya ucapkan terimakasih pada RZIS UGM yang sudah membantu saya selama ini sehingga bisa mendapatkan title sarjana. Semoga kedepannya RZIS UGM akan lebih maju dan bermanfaat untuk sesama.