Archive:

Language: Bahasa Indonesia

Islam Dalam Kebersihan: Sunatan Massal, Bersih dan Kesucian Agama

Khitan secara bahasa artinya memotong. Secara terminologis artinya memotong kulit yang menutupi alat kelamin lelaki (penis). Dalam bahasa Arab khitan juga digunakan sebagai nama lain alat kelamin lelaki dan perempuan seperti dalam hadist yang mengatakan “Apabila terjadi pertemuan dua khitan, maka telah wajib mandi” (H.R. Muslim, Tirmidzi dll.).

Dalam agama Islam, khitan merupakan salah satu media pensucian diri dan bukti ketundukan kita kepada ajaran agama. Dalam hadist Rasulullah s.a.w. bersabda:”Kesucian (fitrah) itu ada lima: khitan, mencukur bulu kemaluan, mencabut bulu ketiak, memendekkan kumis dan memotong kuku” (H.R. Bukhari Muslim).

Faedah khitan: Seperti yang diungkapkan para ahli kedokteran bahwa khitan mempunyai faedah bagi kesehatan karena membuang anggota tubuh yang yang menjadi tempat persembunyian kotoran, virus, najis dan bau yang tidak sedap. Air kencing mengandung semua unsur tersebut. Ketika keluar melewati kulit yang menutupi alat kelamin, maka endapan kotoran sebagian tertahan oleh kulit tersebut. Semakin lama endapan tersebut semakin banyak.

Bisa dibayangkan berapa lama seseorang melakukan kencing dalam sehari dan berapa banyak endapan yang disimpan oleh kulit penutup kelamin dalam setahun. Oleh karenanya beberapa penelitian medis membuktikan bahwa penderita penyakit kelamin lebih banyak dari kelangan yang tidak dikhitan. Begitu juga penderita penyakit berbahaya aids, kanker alat kelamin dan bahkan kanker rahim juga lebih banyak diderita oleh pasangan yang tidak dikhitan. Ini juga yang menjadi salah satu alasan non muslim di Eropa dan AS melakukan khitan.

Bersama TIM – KKN Unit Sendangmulyo, R –ZIS UGM mengadakan aksi sosial berupa Khitanan Massal yang berhasil dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus 2013 di SDN Kewayuhan, Sendangmulyo, Minggir, Sleman. Kegiatan yang bekerjasama dengan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) ini dilakukan guna membantu meringankan beban warga kurang mampu yang memiliki kesulitan secara finansial dalam mengkhitankan anaknya.

Awalnya target peserta yang direncanakan berjumlah 50 orang dari warga Dukuh Slarongan, Kwayuhan, dan Mergan serta jama’ah masjid setempat. Namun karena minimnya peserta yang mendaftar sampai H-2, publikasi diperlebar hingga satu Desa Sendangmulyo. Kegiatan ini akhirnya diikuti oleh 9 anak dari berbagai Dukuh di Sendangmulyo.

Minimnya peserta kemungkinan besar dikarenakan sudah adanya sunatan massal di Sendangmulyo di waktu terdekat sebelum program sunatan massal dari KKN UGM dilaksanakan. Namun, meskipun peserta yang ikut sedikit, kegiatan ini ramai oleh anak-anak yang turut dan antusias meramaikan acara. Sebab program ini dikonsep unik, dengan selingan nonton film bareng sembari sunatan. Sehingga total peserta yang datang baik yang ikut dikhitan atau hanya meramaikan sunatan bisa mencapai 50 orang.

Semoga si kecil yang mulai beranjak dewasa ini akan semakin memahami kehebatan islam dalam memperhatikan bentuk kesucian dan menjaga kebersihan diri. Dan semoga, kelak mereka menjadi pejuang – pejuang tangguh yang akan membesarkan agama ini.

Selamat juang, sahabat kecil …

Mari Menjadi Muzakki

Ramadhan datang penuh berkah, untuk semua orang. Bulan dimana rahmad dan ampunan secara besar – besaran diobral dimana – mana. Selain itu, ada satu amalan syarat wajib seorang muslim yang hanya bias dilakukan pada bulan ramadhan, yaitu Kewajiban untuk membayar zakat fitrah. Termasuk oleh Tim – KKN UGM Unit Sendangmulyo yang  bermitra secara penuh bersama R-ZIS UGM.

Kegiatan ini merupakan bentuk partisipasi sosial terhadap aktifitas masyarakat yang muslim pada saat bulan ramadhan. Didukung oleh mitra secara penuh dalam hal pendanaan, kemudian bekerjasama dengan takmir setempat dalam hal peyaluran. Sehingga yang dilakukan adalah upaya penyatuan gerak dan penyamaan data penerima zakat dengan takmir sacara data tertulis dengan data hasil survey dilapangan.

Lokasi KKN – PPM UGM bertempat di tiga Sub Unit, Yaitu Dusun Mergan, Dusun Kwayuhan, dan Dusun Slarongan. Bersama tim KKN, R-ZIS UGM berhasil menyalurkan paket zakat fitrah sejumlah 223 paket masing masing berupa paket beras 2,5 Kg yang tersebar di tiga sub unit yang ditempati KKN-PPM UGM.

Ada 8 golongan yang berhak menerima zakat, yaitu: fakir, miskin, mualaf (orang yang baru masuk Islam), orang yang terlilit hutang (gharim), amil (panitia pembagi zakat), orang yang dalam perjalanan (musafir), orang yang berjuang di jalan Allah (ibnu sabil), dan riqab.

Semoga menjadi amal bagi muzakki yang sudah memenuhi kewajibannya, dan bagi mustahik, semoga dicukupkan kebutuhannya. Berkah dan bertambah, suci dan menyucikan. Aamiin. Salam cinta sejahtera bagi semua ummat muslim dimanapun anda berada.

 

Bangkitkan Ekonomi Warga: Kelompok Koperasi dan Pengrajin

Tim KKN – PPM Unit Sendangmulyo, R-ZIS UGM berhasil membentuk kelompok pengrajin berbasis koperasi bernama “Pring Karya”. Kegiatan ini adalah program interdisipliner antara  kluster sosio-humaniora dengan sains-tek,  mulai dari perencanaan koperasi pengrajin, pembentukan koperasi, penyuluhan koperasi, dan pendampingan koperasi dan ini merupakan kegiatan pokok tema.

Pengrajin besek adalah pekerjaan sampingan yang dilakukan oleh warga Dukuh Slarongan akan tetapi pekerjaan ini potensial untuk dikembangkan. 1 kodi besek dapat dijual Rp. 20.000, akan tetapi warga Dukuh Slarongan hanya membuat kerajinan besek, andaikan saja bambu itu tidak hanya diolah menjadi besek, tetapi dijadikan barang-barang kerajinan yang lebih menjual, betapa potensial sekali untuk dikembangkan.

Program ini memiliki sasaran yaitu para pengrajin besek dari dusun Slarongan. Koperasi memang belum ada di dusun ini, sehingga program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan warga seperti yang ada di desa Sendang Agung. Setelah adanya penyuluhan koperasi ini diharapkan agar warga sadar akan keuntungan berkoperasi dan mau untuk mengelola koperasi, dan terhitung hampir 20 orang yang bersedia membuat kelompok pengrajin besek untuk memulai berkoordinasi membentuk semacam koperasi simpan pinjam. Diawali dengan penyuluhan tentang koperasi sampai dengan pendampingan, program ini berjalan pada tanggal 19-20 Agustus 2013.

Tujuan dari program ini adalah untuk mendampingi perkumpulan koperasi pengrajin besek. Aktifitas dari program pendampingan koperasi antara lain penyuluhan koperasi secara umum, pembentukan koperasi pengrajin besek, dan mengkreasikan besek. Hasil dari program ini antara lain terbentuknya koperasi pengrajin besek “Pring Karya” yang memiliki anggota sebanyak 19 orang, dan diketuai oleh Ibu Sarinah.

Kelompok pengrajin adalah awal dari pembentukan koperasi yang lebih besar, dengan sudah adanya dasar kelompok ini, dan jika kelompok ini berhasil mengelola dengan baik maka nantinya diharapkan menjadi koperasi yang lebih besar dan produktif, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama para pengrajin bamboo.

Keterangan:
Penyerahan uang pembinaan untuk kelompok pengrajin “PRING KARYO”. Uang pembinaan ini nantinya akan dimanfaatkan oleh kelompok untuk mengembangkan usahanya. Pembagian uang ini dilakukan secara bergiliran, dibagi kepada anggota yang mau meminjam uangnya. Jumlah uang pembinaan yang diberikan adalah Rp. 200.000. Dengan modal awal inilah diharapakan kelompok pengrajin dapat memanfaatkan uang ini dengan baik.

Keterangan:
Pengurus  dan anggota kelompok pengrajin “PRING KARYO”. Kelompok “PRING KARYO” barulah terbentuk tanggal 20 agustus 2013, nama “PRING KARYO” diambil sebagai nama kelompok pengrajin Dukuh Slarongan, karena kerajinan yang mereka buat dari bambu, PRING artinya bambu sedangkan KARYO artinya karya.

 

Sub Unit Kwayuhan: Penyuluhan Hidup Bersih Sehat

Jumat (19/7), KKN PPM UGM Sub Unit Kwayuhan Minggir, Sleman, Yogyakarta menyelenggarakan penyuluhan hidup bersih sehat pada siswa SDK wayuhan, khususnya mengenai mencuci tangan dengan sabun. Program tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menyadarkan anak- anak tentang pentingnya hidup sehat sejak dini. Kegiatan tersebut diisi dengan pembelajaran hidup sehat yang dilakukan di dalam kelas, seperti pemutaran music dan video mengenai cara- cara dan kapan saja mencuci tangan dengan baik dan benar, serta bahaya yang timbul akibat tidak mencuci tangan dengan benar.

Selain pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas, siswa juga diajak mempraktekkan secara langsung cara- cara mencuci tangan yang baik dan benar dengan menggunakan sabun. Siswa terlihat bersemangat untuk mempraktekkan secara langsung cara mencuci tangan. Melalui kegiatan ini siswa diharapkan mau untuk menerapkan pola hidup sehat dalam kehidupan sehari- hari dimulai dengan mencuci tangan.

Sub Unit Slarongan: Bermain Sambil Belajar

Rasa jenuh sering menyelimuti para siswa saat dianjurkan bagi mereka untuk belajar terus menerus. Mulai dari siswa pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi hingga lebih rendah seperti contohnya adalah siswa SD, kejenuhan ini pun banyak dialami mereka dimana yang selalu mereka inginkan adalah bermain, bermain dan bermain. Di sinilah mahasiswa KKN-PPM UGM membuat program bimbingan belajar SD dimana akan diajarkan bagaimana mereka dapat belajar sambil bermain serta mengajarkan cara belajar yang efektif.

SD Jonggrangan adalah sekolah dimana mahasiswa KKN-PPM UGM akan melaksanakan programnya untuk mengajar dan berbagi pengalaman maupun ilmu. Seperti yang telah dianjurkan oleh bapak Kepala Sekolah SD Jonggrangan, yang telah memberikan kepercayaan pada kami untuk mengajar kelas 2, 3 dan 5. Mata pelajaran yang diajarkan antara lain B.Inggris, Matematika, IPA, B.Indonesia, B.Jawa dan Kesenian. Sendau gurau, suka duka pun kami alami saat mengajar di sana. Kali pertama mengajar kelas 2 suasana kelas begitu sepi dan siswa-siswi duduk dengan rapi dan sopan. Rasa malu masih menghiasi wajah lugu mereka.

Pada pertemuan kedua kenakalan, keunikan serta keberanian mereka sudah mulai terlihat. Rasa canggung maupun malu pun telah berganti dengan senyum manis dan sikap antusias serta rengekan-rengekan yang banyak mereka inginkan. Berbeda dengan kelas 3 dan 5, kali pertama kami mengajar mereka  sudah antusias dan berani menimpali pertanyaan-pertanyaan yang kami lontarkan. Visualisasi seperti poster bergambar menunjang cara belajar siswa kelas 2 dan 3 sebagai alat untuk mempermudah mereka untuk menghafal. Dengan mengkombinasikan bermain sambil belajar merupakan cara yang efektif bagi mereka. Contohnya pada mata pelajaran B.Inggris penggunaan English card sangat menunjang siswa untuk cepat menghafal.

Ketika siswa merengek untuk ganti pelajaran karena mereka merasa bosan belajar, menggambar menjadi mata pelajaran yang tidak ingin mereka lewatkan. Kami pun tak kalah akal untuk mengkombinasikan antara menggambar dengan belajar seperti menggambar apa yang telah diajarkan kemudian disampingnya apa yang telah mereka gambar diberi tulisan ke dalam B.Inggris, seperti menggambar sepatu, gaun, dll. Berbeda dengan siswa kelas 5 yang lebih susah diatur tetapi ketika kami meminta untuk serius belajar mereka pun akan serius belajar.

Mereka semua termotivasi untuk belajar dan berlomba-lomba menunjukkan keberaniannya untuk menjawab pertanyaan dari kami ketika kami mengadakan semacam kuis berhadiah yang membutuhkan kompetisi antar siswa. Tak luput rasa bingungpun melanda saat 3 siswa menangis diwaktu yang bersamaan. Yaitu satu siswa kelas 1, dan dua siswa dari kelas 2. Itulah beberapa suka duka selama kita mengajar ada saja yang membuat kami kadang merasa sedikit kesal ketika para siswa susah diatur tetapi kita pun juga dapat tertawa terbahak-bahak melihat tingkah unik dan wajah lugu mereka.

Sub Unit Slarongan: Aksi Sosial dan Keakraban Masyarakat

Pagi yang dingin, cuaca yang menentramkan hati kembali hadir di tengah nuansa pengabdian kami dari tim solid Sub Unit Slarongan. Keadaan yang nyaman tersebut terkadang menjadikan kami untuk tidak rela bersegera beringsut keluar dari tempat tidur kami. Tapi kami segera menyadari, pengabdian harus segera kami mulai lagi, hari ini.

Kali ini, kami mengadakan Aksi sosial berupa pembagian sembako. Data penerima kami dapatkan dari hasil survey dan koordinasi bersama perangkat desa. Dan kemudian kami kroscek langsung di lapangan. Kegiatan tersebut menjadikan kami semakin menyadari betapa begitu banyak yang harus kami syukuri atas keadaan kami selama ini. Kami masih sering mengeluh dan meyesali keadaan. Padahal Allah sangat begitu adil atas setiap pembagiannya.

Pembagian sembako sejumlah 28 paket senilai sekitar seratus ribu rupiah kami salurkan ke masyarakat secara langsung ke rumah warga sembari silaturahim. Disela – sela kegiatan penyaluran, kami banyak mendegarkan keluh kesah masyarakat tentang sulitnya mencari rejeki dan peghidupan. Sulitnya untuk tetap bisa menyekelohkan anak – anak mereka, da lain sebagainya. Semoga sembako yang tidak seberapa ini sedikit menyenangkan hati masyarakat.

Selain itu, kami megadakan aksi sosial lagi berupa kegiatan kerja bhakti. Kegiatan ini merupakan bagian dari acara pengakraban bersama masyarakat. Disini, kami menyadari betapa uansa kegotongroyogan masih begitu kental. Berbeda jika dibandingkan dengan keadaan dikota. Disini semua warga dengan berbagai status sosial melebur dan membaur jadi satu. Semua berbagi, semua tertawa, semua bercanda, semua megangkat batu, semua kotor oleh tanah, tagan – tangan kami, kaki – kai kami, semua meajdi satu dalam keakraban da kedamaian.

Sumber: kkn-rzisugm.blogspot.com

Profil KKN-PPM Sub Unit Slarongan

Tim KKN-PPM UGM SLM 15 berlokasi di Desa Sendangmulyo, Sleman. Desa Sendangmulyo terletak di Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Sendangmulyo terdiri dari 16 dusun, yaitu Blimbingan, Diro, Dondongan, Jetis, Klepu Kidul, Klepu Lor, Krompakan, Kwayuhan, Mergan, Prapak Kulon, Prapak Wetan, Sembuhan Kidul, Sembuhan Lor, Slarongan, Sragan Banaran, dan Sumber. Tim KKN-PPM UGM SLM 15 terdiri dari 21 mahasiswa yang ditempatkan pada tiga titik di Desa Sendangmuyo, antara lain Dusun Slarongan (7 mahasiswa), Dusun Kwayuhan (6 mahasiswa), dan Dusun Mergan (7 mahasiswa).

Tema utama dari Tim KKN-PPM UGM unit 15 adalah pengembangan usaha mikro kecil dan menengah dengan judul “Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat melalui Pengembangan UMKM berbasis Koperasi di Desa Sendangmulyo, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Propinsi DIY”. Tujuan utama dari KKN-PPM ini adalah meningkatkan keterampilan managerial pelaku UMKM dalam mengelola usaha, mendorong masyarakat untuk memiliki semangat berwirausaha, mampu memecahkan hambatan dan masalah dalam pengelolaan usaha melalui inovasi yang kreatif, meningkatkan kualitas SDM dan pengetahuan pelaku UMKM tentang perencanaan bisnis dan startegi pemasaran, serta mendorong kemandirian ekonomi melalui koperasi sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dusun Slarongan merupakan salah satu bagian dari Desa Sendangmulyo yang menjadi lokasi KKN-PPM UGM Unit 15. Slarongan terdiri dari empat wilayah, yaitu Slarongan, Mengger, Tiban, dan Ngemplak. Slarongan memiliki 110 KK yang mayoritas beragama Khatolik. Mata pencaharian utama masyarakat dusun ini adalah bertani, namun sebagian besar masyarakat juga memiliki pekerjaan sampingan sebagai pengrajin besek. Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan besek adalah bambu yang telah dikirat menjadi beberapa bagian sehingga mudah untuk dianyam. Selain pengrajin besek, sebagian masyarakat juga memiliki perkerjaan sampingan beternak lele.

Anggota Sub-unit Dusun Slarongan urut dari kiri ke kanan adalah:
1. Rani Fitriya Wardhani (10/297202/SA/15173)
2. Jumali (09/281518/TP/09395)
3. Fathoni Fawzi Idris (10/300687/PA/13332)
4. Abu Rizal Yusuf (10/297994/TK/36505)
5. Debby Anggraini (10/296975/SA/15147)
6. Pintan Nurhani (10/297006/SP/23911)
7. Afina Muharridhotussilmi (09/285666/FA/08414)

Sumber: kkn-rzisugm.blogspot.com

Sub Unit Kwayuhan: Penanaman Jiwa Bercocok Tanam

Kamis, 25/7 Tim KKN UGM Sub Unit Kwayuhan melaksanakan penyuluhan bercocok tanam di SD Kwayuhan, Sendangmulyo, Minggir, Sleman. Penyuluhan bercocok tanam tersebut bertujuan untuk menanamkan jiwa bercocok tanam dan peduli lingkungan sejak dini. Penananam jiwa bercocok tanam yang ditujukan untuk siswa SD menambah poin penting bagi mereka di tengah masa pertumbuhan, sekaligus belajar untuk merawat dan menyayangi tanaman.

Siswa terlihat antusias menanam bibit tanaman cabai yang disediakan. Siswa yang berjumlah 65 anak mendapatkan masing- masing satu bibit cabai yang akan mereka tanam sendiri di dalam kantong polybag yang telah dibagikan. Bibit cabai yang telah mereka tanam kemudian diberi nama dan nantinya akan menjadi tanggung jawab masing- masing siswa untuk merawatnya hingga bibit cabai tersebut tumbuh dan berbuah.

Laa Tahzan, Rencana Allah Jauh Lebih Indah by Zuli Amanah – FTP

Zuli Amanah, itulah nama saya, yang biasa dipanggil dengan nama depan” Zuli”. Lahir di Magelang tepatnya disebuah desa kecil yang berjarak 13 km dari puncak Merapi pada tanggal 28 Agustus 1991. Anak pertama dari empat bersaudara. Bapak saya seorang petani serabutan dan ibu saya seorang ibu rumah tangga yang juga membantu pekerjaan bapak disawah. Alhamdulillah meskipun tidak banyak, bapak dititipi kakek untuk menggarap sawah sendiri, dari situlah orang tua saya mencukupi kebutuhan sehari-hari, meskipun penghasilannya tidak bisa dipastikan, tapi sudah lebih banyak membantu.

Saya dibesarkan dalam lingkunag keluarga yang kurang peduli terhadap pendidikan umum, namun untuk pendidikan agama lebih diprioritaskan, maka dari itu ketika saya akan sekolah ke SD Negeri seperti anak-anak yang lain, saya tidak diperbolehkan terutama oleh Almarrhumah nenek saya, dan harus sekolah di MI ( Madrasah Ibtidaiyah). Selama enam tahun saya mengenyam pendidikan dasar dan benar-benar menjadi dasar untuk ilmu agama bagi saya saat itu setelah dari pendidikan di rumah dan di TK.

Cita-cita ketika di MI, saya berkeinginan untuk melanjutkan sekolah di SMPN favorit dikecamatan saya, saya berharap bapak saya mengijinkan, namun ketika setelah pengumuman kelulusan, bapak tidak mengijinkan saya untuk melanjutkn di SMP favorit dengan alasan terlalu jauh dan saat itu bapak memang sedang tidak ada biaya untuk sekedar mendaftar sekolah. Selesai sudah cita-cita saya untuk bisa sekolah disekolah favorit, tapi Alloh sudah menggariskan kehidupan hambanya dengan sebaik-baik garis kehidupan, akhirnya saya sekolah di MTs Muhammmadiyah didesa tempat saya tinggal. Alhamdulillah selama sekolah di MTs saya hanya membayar biaya sekolah ditahun pertama saja, karena saya mendapatkan beasiswa dari pemerintah untuk siswa yang berprestasi dan berasal dari keluarga kurang mampu.

Sejak saat itulah saya mulai bisa mengerti posisi saya sebagai anak pertama. Sepulang dari sekolah saya membantu pekerjaan bapak disawah sehingga tidak ada waktu untuk bermain dengan teman-teman seusia saya kecuali jika ada tugas berkelompok dari sekolah sehingga saya bisa berkumpul dengan teman-teman sekolah. Itulah rutinitas saya sehari-hari. Dan ketika tiba waktu kelulusan dari MTs, saya sudah dipesan oleh bapak kalau saya tidak usah melanjutkan sekolah lagi karena bapak sudah tidak bisa membiayai sekolah lagi dan gantian adik-adik saya yang melanjutkan sekolahnya. Saat itu saya begitu sedih dan cemburu kepada teman-teman saya yang bisa melanjutkan ke SMA favorit dikecamatan, karena sekolah itu adalah tujuan awal saya untuk melanjutkan. Karena orang tua sudah tidak mengijinkan untuk melanjutkan sekolah karena masalah biaya, maka saya mencari informasi dimana saya bisa sekolah tapi dengan baiya yang ringan.

Alhamdulillah kakak kelas saya di MTs memberikan informasi bahwa ditempat sekolahnya bisa sekolah tanpa harus membayar, saya langsung tertarik dan dengan berbekal semangat yang masih ada saya mohon ijin bapak untuk bisa melanjutkan sekolah meskipun berat bagi bapak karena saya harus sekolah yang jauh yaitu di MA Al Hikmah karangmojo, Gunung kidul, DIY. Disekolah ini saya tidak hanya mendapatkan pendidikan formal saya, namun juga mendapatkan pendidikan keagamaan yang banyak, karena selain sekolah dipagi hari, juga ada pendidikan pesantren di sore dan malam hari. Selama tiga tahun saya menempuh pendidikan Madrasah Aliyah dan pendidikan pesantren, hingga pada saat akhir kelas tiga, salah satu guru saya menawari saya untuk melanjutkan kuliah di UGM dengan mendaftar melalui jalur PBUTM, yaitu peneriamaan mahasiswa yang berasal dari sekeluarga kurang mampu. Saya mendaftar melalui jalur tersebut dan Alhamdulillah diterima dan selama 8 semester saya dibebaskan dari biaya pendidikan kuliah. Dan UGM lah pendidikan Negri pertama saya.

Selama kuliah di UGM saya ikut dirumah orang tua dari ustadz saya yang ada di Jogja ( Ngadinegaran) disana saya san gat banyak dibantu, saya bisa tidur dan makan di rumah tersebut dan diberikan uang saku dan sebagai gantinya saya membantu pekerjaan rumah, bersih-bersih rumah, dan setrika. Dari latar belakang di MA, saya diberikan amanah untuk dapat menbantu menjadi pengajar di sebuah TPA di tempat saya tinggal hingga saat ini meskipun saya sudah tidak tinggal ditempat yang dulu lagi. Alhamdulillah ya Allah. Pada 1 tahun pertama saya ke kampus dengan menggunakan Bus, kemudian di tahun seterusnya saya dipinjami sepeda oleh saudara usatadz saya. Selama kuliah Alhamdulillah tidak membebani orang tua, tapi orang tua membantu kuliah saya. Dan ketika sahun 2011 saya mendapatkan informasi dari teman saya untuk mendaftar beasiswa RZIS UGM, dan alhamdulillah diterima, hingga sekarang saya masih mendapatkan beasiswa dari RZIS UGM. Terimakasih RZIS UGM, yang telah banyak membantu perjalanan saya untuk meraih cita-cita.

Terima kasih ya Alloh telah memberikan semua nikmat ini, semoga semua ini menjadi barokah dan menjadikan bekal untuk lebih dekat dengan-MU . Aamiin.

Cerita Anak Lampung by Okta Saputra – D3 Rekam Medis

Assalamualaikum Wr. Wb. Perkenalkan nama saya Okta Saputra, biasa dipanggil Okta atau Putra. Saya lahir dan besar di sebuah desa di Provinsi Lampung. Tepatnya di Kabupaten Pringsewu, Kecamatan Pagelaran. Saya lahir 19 tahun yang lalu. Saya orang desa, yah sekirannya hal itu cocok saya sandang. Karena memang begitulah. Kehidupan masa kanak-kanak saya habiskan untuk bermain di sawah, berburu buah jambu air di kebun, mencari ikan di sungai dan sebagainya. Keluarga saya adalah keluarga petani. Meskipun ayah juga seorang guru sekolah dasar namun kemampuan bertaninya tak diragukan lagi. Begitu juga ibu sangat ahli dalam bertani. Tetunya ibu juga harus membagi waktu untuk menyelesaikan urusan rumah tangga. Ibu tidak bekerja hanya mengurus keluarga dan membantu ayah bertani.

Saya merupakan anak kelima dari enam bersaudara. Dari keenam saudara saya itu barulah saya yang bisa menkmati bangku kuliah saat ini. Sewaktu kecil, saya tidak merasakan indahnya bersekolah di Taman Kanak-Kanak (TK). Lokasi Sekolah TK ada di desa tetangga. Itu sangat jauh. Keluargaku belum punya kendaraan waktu itu. Jadilah saya tidak bisa menikmati masa Taman Kanak-Kanak. Saya langsung bersekolah di Selkolah Dasar (SD) meskipun waktu itu umur saya belum cukup untuk masuk SD. Namun saya ngotot ingin sekolah karena teman-teman yang lain sudah pada sekolah dan saya mungin merasakan jenuh karena tidak ada teman bermain sewaktu pagi. Awalnya niat orang tua saya menyekolahkan saya di SD dengan umur yang belum cukup adalah hanya untuk main-main saja. Artinya bahwa tahun depan saya akan masuk kelas satu lagi. Memang diniatkan untuk tidak naik kelas. Namun prestasi saya lumayan bagus jadilah guru saya menaikan saya ke kelas dua.

Selain bersekolah, orang tua saya juga menugaskan saya untuk mengembala sapi yang keluarga kami miliki. Kegiatan rutin saya adalah pagi sekolah, siang sampai sore di sawah untuk mngembalakan sapi dan malam untuk mengaji di TPA setalah itu barulah belajar dan mengerjakan PR. Meskipun kegiatan sehari saya cukup sibuk namun prestasi di sekolah tetap terjaga. Buktinya pada kelulusan SMP saya berhasil menjadi juara umum.

Memasuki masa SMA, saya aktif di kegiatan Rohis dan saya diamanahkan untuk menjadi ketua Rohis di SMA. Amanah yang cukup berat namun saya harus melaksanakan amanah itu dengan sebaik-baiknya. Banyak pelajaran yang saya bisa ambil dari kegiatan Rohis tersebut. Saya bisa menemukan teman seperjuangan yang ingin mendapat ridho Allah. Kekeluargaan yang sangat erat serta ilmu yang didapat sungguh merupakan hal yang sangat luar biasa. Menjelang kelulusan SMA, saya utarakan niat saya untuk kuliah kepada orang tua saya. Orang tua saya agak sedikit ragu karena kondisi ekonomi keluarga saya waktu itu sungguh sangat memprihatinkan. Ketika saya utarakan niat itu oraang tua saya hanya diam tanpa memberi suatu kepastian.

Saya yakin sebenarnya orang tua saya ingin sekali mengabulkan keinginan anaknya itu. Namun mereka harus berfikir dua kali karena masalah ekonomi itu. Saya hanya menunggu kepastian itu. Meskipun saya belum tentu diizinkan kuliah namun saya tetap mempersiapkan diri untuk mengahadapi ujian masuk perguruan tinggi. Saya membeli buku latihan soal dan saya selalu mencoba dan berlatih dengan soal yang ada. Bahkan saya juga mengikuti les persiapan masuk perguruan tinggi dengan biaya yang saya ambil dari tabungan saya. Pada akhirnya orang tua saya mengizinkan saya untuk melanjutkan kuliah. Saya sangat senang waktu itu,. Saya menjadi lebih semangat untuk belajar. Saya tahu orang tua saya harus berhutang kesana kemari untuk bisa mengabulkan permintaan anaknya. Saya berjanji tidak akan meyia-nyiakan kesempatan itu.

Tes masuk perguruan tinggi dimulai. Saya mengerjakan soal dengan telitih. Saya kerahkan seluruh tenaga dan fikiran untuk mengerjakan soal itu. Segala trik yang diajarkan pada waktu les saya gunakan semua. Saya harus bisa menyenangkan orang tua saya dengan membuktikan saya bisa kuliah di jurusan yang saya inginkan. Namun takdir berkata lain. Saya tidak lulus tes. Saya gagal. Betapa sedihnya saya. Saya gagal membuktikan kepada orang tua saya kalau saya bisa. Entah mana soal yang salah. Waktu itu saya benar-benar yakin saya akan lulus. Namun sekali lagi takdir berkata lain. saya utarakan kegagalan saya kepada orang tua saya. Namun hebatnya orang tua saya tidak marah kepada saya, malah mereka memberikan nasehat kepada saya bahwa masih ada jalan lain untuk menuju kesuksesan, tambah ibadah dan doa kepada Yang Maha Kuasa.

Setelah kegagalan terebut, saya berniat untuk mengikuti ujian masuk diploma di UGM saya ambil jurusan rekam medis dan alhamdulilah saya diterima. Saya mulai mengikuti kuliah dengan rajin. Prestasi yang sangat membanggakan adalah ketika saya berhasil mendapat IP sempurna di semester pertama. Namun saya berfikir kuliah itu bukan hanya kuliah-pulang kuliah-pulang. Saya harus mengasah soft skill dengan berorganisasi. Dan akhirnya saya bergabung menjadi anggota Kopma UGM dan Hima prodi. Selain kuliah dan berorganisasi saya juga bekerja paruh waktu di kafetaria kopma UGM. Meskipun saya sibuk saya tetap meprioritaskan kuliah. Dan itulah kisah saya. dan saya sungguh sangat menikmati proses hidup itu.