Archive:

Language: Bahasa Indonesia

Refleksi dan Langkah Nyata Generasi Muda bagi Pembebasan Baitul Maqdis

Baitul Maqdis, tanah suci yang menjadi saksi sejarah perjuangan umat Islam, kembali menjadi sorotan dunia. Dalam sebuah acara publik yang digelar di Masjid Kampus UGM, Prof. Dr. Abdullah Al-Fattah El-Awaisi, pakar hubungan internasional dan ahli sejarah Baitul Maqdis, membagikan wawasan mendalam tentang perjuangan pembebasan tanah suci tersebut. Acara ini tidak hanya menjadi ruang diskusi akademis, tetapi juga pengingat bagi kita semua bahwa perjuangan untuk Baitul Maqdis adalah tanggung jawab bersama umat Islam.

Mengapa Baitul Maqdis Penting?

Prof. Abdullah memulai pembicaraannya dengan menegaskan bahwa Baitul Maqdis bukan sekadar isu politik atau teritorial. Ini adalah masalah akidah. Sejak zaman Nabi Muhammad SAW, Baitul Maqdis telah menjadi simbol persatuan dan perjuangan umat Islam. Bahkan, Nabi Muhammad SAW sendiri telah merancang strategi pembebasan Baitul Maqdis, yang akhirnya terealisasi pada masa Khalifah Umar bin Khattab.

Namun, sejarah mencatat bahwa Baitul Maqdis telah mengalami berbagai penjajahan, mulai dari Romawi, Persia, hingga pasukan Salib. Yang menarik, Prof. Abdullah menekankan bahwa umat Islam pada masa lalu tidak pernah menganggap penjajahan ini sebagai perang melawan agama tertentu, melainkan perang melawan penjajah asing. Ini menjadi pelajaran penting bagi kita hari ini untuk tidak terjebak dalam narasi yang memecah belah.

Pelajaran dari Sejarah: Generasi Salahuddin Al-Ayyubi

Salah satu poin kunci yang dibahas oleh Prof. Abdullah adalah peran generasi Salahuddin Al-Ayyubi dalam membebaskan Baitul Maqdis dari cengkeraman pasukan Salib. Butuh waktu 88 tahun bagi umat Islam untuk menyatukan kekuatan dan akhirnya berhasil membebaskan tanah suci tersebut. Ini menunjukkan bahwa perjuangan membutuhkan kesabaran, persiapan matang, dan kerja sama dari berbagai disiplin ilmu.

Prof. Abdullah menegaskan bahwa kita, sebagai generasi muda, harus belajar dari sejarah. “Kita tidak bisa hanya berteriak-teriak tentang Palestina tanpa memahami akar masalahnya,” ujarnya. Pendidikan adalah kunci utama. Kita harus mempelajari sejarah, politik, dan strategi internasional untuk bisa berkontribusi dalam perjuangan ini.

Tantangan Umat Islam Saat Ini

Salah satu tantangan terbesar umat Islam saat ini adalah “penjajahan pola pikir”. Prof. Abdullah menyebutkan bahwa banyak dari kita yang terjebak dalam mindset kolonial. Kita berpikir seperti orang Barat, padahal kita adalah Muslim. Ini menghambat kita untuk berpikir kreatif dan strategis dalam menyelesaikan masalah umat, termasuk isu Baitul Maqdis.

Beliau juga menyoroti betapa miripnya situasi saat ini dengan masa lalu. Genosida yang terjadi di Gaza hari ini mengingatkan kita pada pembantaian 70.000 Muslim oleh pasukan Salib saat mereka menduduki Baitul Maqdis. Namun, yang menyedihkan adalah, meskipun kita memiliki akses informasi yang lebih luas, kita masih belum mampu bertindak efektif untuk membantu saudara-saudara kita di Palestina.

Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Prof. Abdullah memberikan beberapa langkah konkret yang bisa kita ambil:

  1. Membaca dan Mempelajari: Mulailah dengan membaca buku-buku tentang Baitul Maqdis dan Palestina. Pengetahuan adalah senjata utama kita.
  2. Membangun Budaya Pembebasan: Jadikan isu pembebasan Baitul Maqdis sebagai bagian dari budaya dan diskusi sehari-hari, baik di kampus maupun di masyarakat.
  3. Mendidik Diri dan Orang Lain: Pendidikan adalah kunci perubahan. Kita harus menjadi ahli di bidang kita masing-masing dan menggunakan keahlian itu untuk berkontribusi pada perjuangan umat.

Harapan untuk Generasi Muda

Acara ini ditutup dengan pesan penuh harap dari Prof. Abdullah. Beliau mengingatkan bahwa Indonesia, sebagai negara Muslim terbesar, memiliki potensi besar untuk menjadi harapan bagi Palestina. Namun, ini hanya bisa terjadi jika generasi muda Indonesia memanfaatkan kesempatan pendidikan dengan sebaik-baiknya.

Knowledge drives change, liberation, and civilization” tegasnya. Pengetahuan akan membawa perubahan, pembebasan, dan peradaban. Mari kita mulai dari diri sendiri, dengan membaca, berpikir, dan bertindak. Baitul Maqdis menunggu kontribusi kita.

Yuk, mulai dari sekarang! Ambil buku tentang Baitul Maqdis, ikuti diskusi, dan sebarkan kesadaran ini kepada teman-teman sekitar. Bersama, kita bisa menjadi generasi yang membawa perubahan.

Tonton video kajian selengkapnya di sini:Ā Pembebasan Baitul Maqdis

Foto dan editor: Deski Jayantoro

Pembukaan dan Perpanjangan Beasiswa dan Relawan Angkatan 34

Beasiswa RUMAH ZIS UGM merupakan beasiswa bantuan kuliah yang diperuntukkan bagi mahasiswa/i aktif D4 dan S1 Universitas Gadjah Mada dengan latar belakang ekonomi kurang mampu. Sejak dibuka pertama kali hingga tahun 2024 sudah lebih dari 3000 mahasiswa menjadi penerima beasiswa ini. Masa penerima beasiswa berlangsung selama 1 semester dan dapat diperpenjang di semester berikutnya.

Relawan merupakan kegiatan sukarela untuk menyalurkan zakat yang dibuka untuk mahasiswa dari seluruh kampus di D.I. Yogyakarta. Kegiatan penyaluran zakat dilakukan setiap awal bulan kepada kurang lebih 250 Mustahik di D.I. Yogyakarta. Mahasiswa/i penerima beasiswa dan mahasiswa/i relawan diharapkan setelah lulus dan sukses bekerja, masih memiliki kepedulian terhadap kaum dhuafa kurang mampu dengan menunaikan zakat, infaq, maupun sedekah lainnya.

Yuk daftar beasiswa PTH dan relawan angkatan ke-34! Pastikan kamu membaca kualifikasi serta persyaratan dengan teliti yaa! šŸ‘Œā˜ŗļø

Link pendaftaran: s.id/PTHRELAWAN34

Zakat: Membersihkan, Menyuburkan, dan Menjadi Tabungan Amal Akhirat

Zakat, salah satu rukun Islam, memiliki peran besar dalam membersihkan dan menyuburkan harta, sekaligus menjadi tabungan amal untuk akhirat. Hal ini dibahas secara mendalam oleh Prof. Dr. Tulus Mustofa pada kajian bertajuk ā€œZakat Membersihkan & Menyuburkan Harta, serta Tabungan Amal untuk Akhiratā€Ā yang berlangsung di Masjid Kampus UGM.

Mengapa Zakat di Indonesia Masih Minim?

Indonesia memiliki potensi zakat yang sangat besar, namun jumlah yang terkumpul masih tergolong rendah. Prof. Tulus menguraikan berbagai alasan yang mendasarinya, seperti:

  • Keraguan dalam berzakat.
  • Pemahaman zakat yang sempit (hanya zakat fitrah).
  • Persepsi zakat hanya untuk orang kaya.
  • Mekanisme zakat yang dianggap rumit.
  • Profesionalisme lembaga zakat yang perlu ditingkatkan.
  • Lemahnya iman dan kesadaran untuk berzakat.

Membedakan Zakat, Infak, dan Sedekah

Dalam kajian kali ini juga dijelaskan perbedaan antara zakat, infak, dan sedekah. Zakat adalah kewajiban bagi yang memenuhi syarat nisab dan haul, sementara infak mencakup zakat dan bentuk pemberian lainnya. Sedangkan sedekah lebih luas cakupannya dan mencakup kebaikan non-materi.

Fungsi Zakat yang Komprehensif

Zakat memiliki berbagai fungsi:

  • Sebagai ibadah kepada Allah SWT.
  • Menjaga keseimbangan sosial ekonomi.
  • Mendukung pemerataan ekonomi.
  • Membentuk karakter dermawan.

Mengelola Zakat dengan Bijaksana

Mengacu pada kisah Khalifah Umar bin Abdul Aziz, zakat yang dikelola secara bijaksana dapat memberi dampak besar, seperti memberikan subsidi pernikahan untuk pemuda.

Tanya Jawab: Membahas Isu Seputar Zakat

Sesi tanya jawab pada kajian ini membahas beberapa topik penting, di antaranya:

  • Zakat perusahaan: Perusahaan dapat dikenakan zakat dengan syarat tertentu, yang sebaiknya disalurkan melalui lembaga zakat resmi.
  • Pembagian zakat: Penyaluran melalui lembaga resmi memastikan zakat tepat sasaran.
  • Infak dan sedekah: Nilai pahala tetap sama, baik diberikan sekaligus atau bertahap.
  • Ciri lembaga zakat terpercaya: Dapat dikenali dari izin dan pengawasan pemerintah.
  • Infak bagi yang belum mencapai nisab: Memulai infak atau sedekah dapat menjadi latihan untuk membiasakan diri.

Kesimpulan

Kajian ini memberikan wawasan mendalam tentang zakat, dari kewajiban hingga manfaatnya. Dengan pemahaman yang benar, diharapkan kita semua dapat melaksanakan zakat dengan lebih sadar dan tulus.

Untuk menyimak kajian lengkapnya, silakan tonton video berikut: Zakat Membersihkan & Menyuburkan Harta, serta Tabungan Amal untuk Akhirat

Foto dan Editor: Deski Jayantoro

Pentingnya Verifikasi Medis dalam Era Digital: Menjaga Kesehatan Keluarga dengan Bijak

Di era digital, akses informasi kesehatan semakin mudah. Namun, fenomena self-diagnosis (mendiagnosis diri sendiri melalui internet) menimbulkan risiko serius bagi kesehatan.Ā Topik ini menjadi perhatian dalam kajianĀ ā€œSakinah Academyā€Ā bertema ā€œPentingnya Verifikasi Medis dalam Pengelolaan Kesehatan Keluargaā€ yang disampaikan oleh Dr. dr. Rr. Ratni Indrawanti, Sp.A, Subsp. IPT. di acara buka puasa Senin-Kamis di Masjid Kampus UGM.

Resiko di Balik Self-Diagnosis

Meski menawarkan kemudahan, informasi kesehatan yang ditemukan secara daring sering kali tidak sesuai dengan kebutuhan individu. Risiko self-diagnosis meliputi:

  • Salah interpretasi gejala: Gejala ringan yang diabaikan dapat berujung pada komplikasi serius.
  • Kepanikan berlebihan: Informasi yang tidak akurat sering kali memicu kecemasan yang tidak perlu.
  • Keterlambatan penanganan medis: Mengandalkan informasi daring dapat membuat seseorang menunda konsultasi dengan dokter.

Sebagai contoh, demam pada anak yang dianggap biasa dapat berubah menjadi kondisi kritis jika tidak segera diperiksakan ke tenaga medis.

Mengapa Peran Verifikasi Medis Penting?

Dokter memiliki peran krusial sebagai sumber informasi kesehatan yang terpercaya. Mereka dapat melakukan:

  1. Anamnesis: Menggali riwayat kesehatan dan gejala secara mendalam.
  2. Pemeriksaan fisik dan tes laboratorium: Mendiagnosis dengan dukungan data medis yang valid.
  3. Prognosis: Memberikan pemahaman yang jelas tentang kondisi pasien serta langkah penanganannya.

Langkah Bijak Menangani Gejala

Untuk menghindari risiko self-diagnosis, berikut beberapa langkah aman yang dapat dilakukan:

  • Mencatat gejala dengan detail,Ā seperti waktu munculnya dan tingkat keparahan, termasuk suhu tubuh.
  • Konsultasi dengan dokterĀ dengan membawa data pendukung seperti foto atau video jika diperlukan.
  • Percaya pada keahlian profesional medis,Ā karena dokter memiliki kompetensi yang tidak dapat digantikan oleh informasi dari internet.

Kesimpulan

Self-diagnosis memiliki potensi bahaya yang serius jika tidak diimbangi dengan konsultasi medis. Verifikasi medis oleh tenaga kesehatan profesional merupakan langkah bijak untuk memastikan diagnosis dan pengobatan yang tepat, menjaga kesehatan keluarga tetap terjaga di tengah arus informasi digital.

Untuk menyimak kajian lengkapnya, silakan tonton video berikut: Urgensi Verifikasi Medis dlm Pengelolaan Kesehatan Keluarga

Foto dan Editor: Deski Jayantoro

Memahami Hukum Pembagian Harta Gono Gini dan Warisan dalam Islam: Kajian Inspiratif Bersama Dr. Destri Budi Nugraheni

Keluarga merupakan pilar utama masyarakat, dan pemahaman hukum yang baik menjadi dasar penting untuk menjaga keharmonisan. Dalam upaya memberikan edukasi terkait hukum keluarga, Sakinah Academy Masjid Kampus UGM menyelenggarakan kajian bertema “Pembagian Harta Gono Gini & Waris” bersama Dr. Destri Budi Nugraheni, S.H., M.S.I., dosen Fakultas Hukum UGM. Kajian ini ramai dihadiri bersamaan dengan buka puasa bersama tiap senin kamis yang di support oleh RUMAH ZIS UGM.

Mengupas Tuntas Hukum Keluarga

Kajian ini membuka wawasan tentang hukum pembagian harta gono gini dan warisan dalam Islam, mencakup konsekuensi hukum pernikahan, perhitungan harta bersama, hingga hak ahli waris sesuai hukum di Indonesia. Dengan landasan Al-Qur’an dan Hadis, pembahasan ini juga menjelaskan prosedur pembagian harta yang benar untuk mencegah sengketa di kemudian hari.

Pentingnya Status Hukum dalam Pernikahan

Salah satu topik penting yang diangkat adalah konsekuensi hukum dari pernikahan. Pernikahan yang sah menurut hukum memiliki dampak signifikan:

  1. Kemungkinan Perceraian: Hukum mengatur bagaimana perceraian memengaruhi hak dan kewajiban suami istri.
  2. Lahirnya Harta Bersama: Semua aset yang diperoleh selama pernikahan dianggap sebagai milik bersama.
  3. Status Anak: Dalam kasus pernikahan siri atau poligami, status anak menjadi isu penting yang diatur oleh hukum.

Harta Pribadi dan Kepastian Hukum

Dr. Destri menyoroti aset pribadi, seperti warisan dan hadiah yang diterima sebelum menikah, yang tetap menjadi milik individu. Kejelasan status aset ini sangat penting untuk menghindari konflik di masa depan.

Pembagian Harta dalam Kasus Perceraian dan Kematian

Pembahasan berlanjut pada proses perhitungan harta bersama ketika terjadi perceraian atau kematian. Peserta kajian diajak untuk memahami contoh nyata, termasuk pembagian harta dalam pernikahan kedua dan hak anak dari pernikahan pertama.

Menyelesaikan Utang Sebelum Pembagian Waris

Hal penting lainnya adalah penyelesaian utang, baik pribadi maupun bersama, sebelum pembagian warisan. Proses ini memastikan keadilan bagi semua pihak yang berhak menerima.

Musyawarah: Kunci Penyelesaian Sengketa

Islam menganjurkan musyawarah sebagai solusi utama dalam menyelesaikan permasalahan waris. Kajian ini menekankan etika keluarga dalam pembagian warisan untuk menghindari konflik yang berlarut-larut.

Penutup: Bekal Ilmu untuk Kehidupan Keluarga

Dengan sesi tanya jawab yang interaktif, kajian ini memberikan ruang bagi peserta untuk mengajukan pertanyaan terkait kasus-kasus yang sering terjadi. Materi yang disampaikan Dr. Destri menjadi panduan berharga dalam pengelolaan aset dan warisan, menciptakan keluarga yang lebih harmonis dan terhindar dari sengketa.

Kegiatan ini membuktikan komitmen Sakinah Academy Masjid Kampus UGM dalam mendidik keluarga Indonesia untuk memahami hukum keluarga yang Islami dan relevan dengan hukum di Indonesia. Tetap ikuti kajian-kajian inspiratif lainnya untuk bekal ilmu yang bermanfaat!

Untuk menyimak kajian lengkapnya, silakan tonton video berikut: Pembagian Harta Gono Gini & Waris

Foto & Editor: Deski Jayantoro

Pembangunan dari Pinggiran: Refleksi Kepemudaan dalam Perspektif Islam

Indonesia merupakan negara yang kaya akan potensi, khususnya melalui bonus demografi yang dimilikinya. Namun, di balik potensi besar ini, tersimpan sejumlah tantangan seperti urbanisasi, ketimpangan pembangunan, hingga pengangguran. Dalam kajian buka puasa senin-kamis bertema ā€œPembangunan dari Pinggiran: Sebuah Refleksi Kepemudaanā€ yang diselenggarakan oleh Jama’ah Shalahuddin UGM bersama Masjid Kampus UGM dan RUMAH ZIS UGM, Habib Ir. Nabiel Al Musawa, M.Si. memberikan pandangan inspiratif tentang bagaimana Islam dan semangat kepemudaan dapat menjadi jawaban atas tantangan ini.

Islam dan Tantangan Urbanisasi

Habib Nabiel membuka diskusi dengan memaparkan kondisi demografi Indonesia yang menunjukkan dominasi populasi di wilayah perkotaan. Urbanisasi, meskipun membawa peluang, seringkali menimbulkan masalah seperti ketimpangan pembangunan dan tekanan sosial di daerah perkotaan. Oleh karena itu, ia menegaskan pentingnya pembangunan yang merata hingga ke daerah pinggiran untuk mengurangi beban yang dipikul kota-kota besar.

Dalam perspektif Islam, produktivitas menjadi kunci untuk menjawab tantangan tersebut. Rasulullah SAW menjadi teladan dalam bekerja dengan profesionalisme dan dedikasi tinggi, sebuah pelajaran penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Habib juga menyoroti fakta bahwa angka stunting yang tinggi dan rendahnya tingkat pendidikan di beberapa wilayah adalah masalah yang harus segera diatasi.

Manajemen Waktu dan Profesionalisme

Salah satu poin penting yang disampaikan Habib Nabiel adalah pentingnya manajemen waktu. Mengacu pada teladan para ulama terdahulu, produktivitas dalam mengelola waktu dapat melahirkan karya-karya besar dalam ilmu pengetahuan maupun ibadah. Disiplin, kerja keras, dan konsistensi (istiqomah) menjadi kunci keberhasilan.

Habib juga menekankan profesionalisme sebagai bagian integral dari ajaran Islam. Ia mengingatkan bahwa bekerja dengan baik bukan hanya untuk kepentingan duniawi, tetapi juga merupakan bentuk ibadah kepada Allah SWT. Setiap tugas yang dilakukan dengan niat yang benar akan bernilai pahala di sisi-Nya.

Berislam dengan Prinsip Keseimbangan

Dalam membangun bangsa, Habib Nabiel menggarisbawahi pentingnya menerapkan prinsip wasatiyyah atau keseimbangan. Dalam Islam, perbedaan pendapat (ikhtilaf) seharusnya dipandang sebagai kekayaan intelektual yang dapat memperkaya solusi tanpa menimbulkan perpecahan atau penyimpangan (inhiraf). Prinsip ini sangat relevan bagi Indonesia yang kaya akan keberagaman budaya dan agama, untuk terus menjaga persatuan dalam kebhinekaan.

Motivasi untuk Generasi Muda

Habib Nabiel menutup kajian dengan dorongan semangat bagi generasi muda untuk menjadi agen perubahan. Ia membagikan pengalaman pribadinya tentang pentingnya usaha dan keteguhan hati dalam mencapai kesuksesan. Generasi muda, katanya, harus berani bermimpi besar dan memiliki komitmen untuk membangun daerah yang seringkali terlupakan.

Pesan Penutup

Acara yang berlangsung di Masjid Kampus UGM ini juga disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Jama’ah Shalahuddin UGM, memberikan akses kepada khalayak luas untuk ikut terinspirasi. Dengan semangat Sumpah Pemuda, refleksi ini mengajak semua pihak, terutama pemuda, untuk mengambil peran aktif dalam membangun Indonesia yang lebih adil dan sejahtera.

Pembangunan dari pinggiran bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab seluruh elemen masyarakat. Mari kita bersama-sama mewujudkan perubahan demi masa depan bangsa yang lebih baik.

Untuk menyimak kajian lengkapnya, silakan tonton video berikut: Pembangunan dari Pinggiran: Sebuah Refleksi Kepemudaan.

Foto & Editor: Deski Jayantoro

Proses Pembuatan Donasi Wakaf Sumur di Rejosari, Serut, Gedangsari, Gunung Kidul

Gunung Kidul, 4 Desember 2024 – RUMAH ZIS UGM bersama para donatur terus berupaya meningkatkan akses air bersih bagi warga Rejosari, Serut, Gedangsari, Gunung Kidul. Proyek donasi wakaf sumur bor yang telah dimulai sejak awal November 2024 kini memasuki tahap akhir pengerjaan. Berikut adalah perkembangan terbaru dari proyek ini:

Timeline Proses Pengerjaan

  • 5 November 2024 – Tim memulai pemasangan peralatan pengeboran di lokasi yang telah ditentukan. Tahap awal ini penting untuk memastikan lokasi pengeboran memiliki akses yang memadai dan struktur yang kuat.
  • 6 November 2024 – Proses pengeboran sumur dimulai. Dengan medan yang cukup menantang, pengerjaan dilakukan dengan hati-hati untuk menjaga keamanan lingkungan sekitar.
  • 16 November 2024 – Sebanyak 7 pipa casing berhasil dipasang untuk mendukung struktur sumur bor. Langkah ini memastikan bahwa sumur memiliki dinding pelindung yang kokoh, sehingga air tetap bersih dan tidak tercampur dengan tanah.
  • 20 November 2024 – Tim mulai melakukan percobaan pemompaan air untuk memastikan kelayakan sumber air.
  • 21 November 2024 – Hasil uji pompa menunjukkan bahwa air yang keluar sudah jernih, menandakan keberhasilan proses pengeboran.

Tahap Pengerjaan Selanjutnya

Saat ini, pengerjaan berlanjut ke tahap berikut:

  • Pemasangan Pipa Distribusi: Air dari sumur bor akan dialirkan ke penampungan yang berada di lokasi atas Dusun Rejosari untuk menjangkau lebih banyak warga.
  • Pembangunan Rumah Pompa: Karang Taruna Desa Rejosari telah bergotong royong mendirikan rumah pompa yang berfungsi melindungi peralatan dari kerusakan lingkungan.
  • Pemasangan Saluran Listrik: Tim tengah mengerjakan penyambungan listrik untuk mendukung operasional pompa air.

Manfaat yang Akan Dirasakan Warga

Proyek ini diperkirakan selesai pada pertengahan Desember 2024. Dengan selesainya pembangunan sumur bor ini, lebih dari 200 warga Dusun Rejosari akan mendapatkan akses air bersih secara berkelanjutan. Air bersih ini akan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, seperti memasak, mencuci, dan pertanian.

Harapan dan Ucapan Terima Kasih

Kami mengucapkan terima kasih kepada para donatur dan semua pihak yang telah mendukung proyek Wakaf Sumur Bor ini. Doa dan kontribusi Anda telah membawa harapan baru bagi warga Rejosari yang selama ini menghadapi kesulitan mendapatkan air bersih.

Semoga langkah kecil ini membawa manfaat besar dan menjadi amal jariyah yang terus mengalir untuk semua pihak yang terlibat.

Penulis: Deski Jayantoro

Membangun Pemahaman Saintifik dan Budaya Islam: Rangkuman Kajian “Islamic Scientific and Cultural Thought”

Masjid Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menjadi saksi perhelatan diskusi bermakna melalui kajian bertajuk Islamic Scientific and Cultural Thought: Mengaja Arah Kehidupan Islam yang Saintifik – Mengarungi Batas Perdebatan Tanpa Akhir. Acara yang digelar oleh Jama’ah Shalahuddin UGM bersama RUMAH ZIS UGM ini berlangsung dalam suasana penuh hikmah pada momen buka puasa sunnah Senin-Kamis.

Kajian ini menghadirkan Ustadz Muhammad Nuruddin, Lc., M.A., seorang pakar filsafat dan akidah dari Universitas Al-Azhar, sebagai narasumber utama. Diskusi dipandu oleh Ahmad Ataka Awwalur Rizki, Ph.D., dosen Fakultas Teknik UGM, yang turut memberi warna intelektual dalam pembahasan.

Keimanan, Bukti, dan Rasio dalam Islam

Dalam sesi pemaparannya, Ustadz Muhammad Nuruddin menyoroti hubungan erat antara keimanan, bukti, dan logika dalam Islam. Beliau menjelaskan empat poin utama yang menjadi landasan pemikiran ilmiah dalam keyakinan Islam:

  1. Keimanan Membutuhkan Bukti
    Keimanan bukanlah sekadar kepercayaan tanpa dasar. Al-Qur’an dan hadis mengajarkan pentingnya mencari pengetahuan dan menjauhi taklid buta. Penelusuran akan bukti menjadi jalan untuk memperkokoh keimanan.
  2. Argumentasi Logis dan Valid
    Islam menuntut setiap klaim didukung oleh argumen yang kuat dan berbasis bukti. Logika dan ilmu pengetahuan menjadi alat penting dalam menguatkan dan memperjelas keyakinan.
  3. Memahami Perbedaan Keyakinan dan Bukti
    Ulama Muslim telah lama membedakan antara iman yang bersifat batiniah dan dukungan bukti ilmiah. Pendekatan universal dalam menilai kebenaran suatu klaim dianggap esensial.
  4. Harmoni antara Sains dan Agama
    Sains dan agama bukanlah dua entitas yang bertentangan. Justru, keduanya saling melengkapi dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan besar tentang kehidupan. Logika dan metafisika dapat menjadi jembatan untuk memahami hubungan tersebut.

Antusiasme dalam Diskusi Kritis

Sesi tanya jawab menjadi momen yang paling dinanti oleh peserta. Beragam pertanyaan kritis diajukan, mulai dari hubungan antara kaidah matematika dengan kuasa Tuhan hingga cara memahami pernyataan yang terlihat kontradiktif dalam teks agama.

Ustadz Nuruddin, dengan penjelasan logis dan mendalam, menegaskan bahwa hukum alam dan kuasa Tuhan tidak bertentangan. Sebaliknya, hukum alam adalah manifestasi kuasa Tuhan yang mencerminkan keagungan-Nya. Penjelasan ini memberikan perspektif baru yang memupuk keyakinan dan pemahaman ilmiah.

Penutup: Memupuk Keimanan dan Pengetahuan

Kajian ditutup dengan penyerahan kenang-kenangan kepada Ustadz Muhammad Nuruddin sebagai bentuk apresiasi atas ilmu dan inspirasi yang diberikan. Acara ini menjadi momentum penting dalam membangun kesadaran tentang perlunya integrasi antara sains dan agama, terutama bagi generasi muda Muslim.

Dengan pemahaman yang seimbang antara sains dan budaya Islam, generasi Muslim diharapkan mampu menjawab tantangan zaman modern. Bagi Anda yang ingin mendalami tema ini, kajian ini tersedia dalam format video yang dapat diakses secara daring.

Tonton video kajian selengkapnya di sini: Islamic Scientific and Cultural Thought.

Foto dan editor: Deski Jayantoro

Navigasi Pubertas: Strategi Edukasi Seksual bagi Anak dan Remaja

Masa pubertas adalah tonggak penting dalam perjalanan seorang anak menuju kedewasaan, namun tantangan era modern seperti akses mudah ke pornografi dan pergeseran nilai moral memerlukan pendekatan edukasi yang lebih menyeluruh. DalamĀ Kajian Sakinah AcademyĀ di Masjid Kampus UGM, Dr. Phil. Qurotul Uyun, S.Psi., M.Si., Psikolog, memaparkan pentingnya pendidikan seksual berbasis fitrah manusia dan ajaran Islam sebagai solusi menghadapi dinamika pubertas dan akil balig. Kajian ini sekaligus menjadi bagian dari kegiatanĀ buka puasa sunnah Senin-Kamis yang di sponsori oleh RUMAH ZIS UGM, sehingga dapatĀ menambah keberkahan dan makna spiritual acara di Masjid Kampus UGM.

Memahami Perbedaan Pubertas dan Akil Balig

Pubertas sering kali diasosiasikan dengan perubahan biologis, seperti kematangan seksual, dan sering berfokus pada isu-isu seperti pencegahan kehamilan di luar nikah. Namun, pendidikan akil balig melangkah lebih jauh. Dalam Islam, akil balig mengacu pada kedewasaan moral dan spiritual, yang menekankan pembentukan karakter serta pemahaman nilai-nilai moral sesuai syariat.

Tantangan di Era Modern

Anak-anak kini cenderung mengalami pubertas lebih dini, tetapi sering kali belum siap secara mental dan emosional untuk menghadapi tanggung jawab yang menyertainya. Hal ini diperparah oleh eksposur terhadap media yang tidak sehat. Maka, pendidikan tidak hanya bertujuan mencegah perilaku menyimpang, tetapi juga memperkuat ketahanan mental dan spiritual.

Strategi Pendidikan Akil Balig Berdasarkan Usia

  1. Usia 0-7 Tahun:Ā Pada tahap ini, fokus pendidikan adalah memenuhi kebutuhan anak dengan kasih sayang, menanamkan nilai moral, dan menghindari materi yang dapat membingungkan.
  2. Usia 7-14 Tahun:Ā Anak mulai dilatih disiplin, etika, dan adab. Orang tua dapat memberikan konsekuensi dan penghargaan berdasarkan prinsip syariat.
  3. Usia 15-21 Tahun:Ā Pendidikan diarahkan pada penumbuhan tanggung jawab dan kemandirian, termasuk pemahaman hak dan kewajiban dalam hubungan pernikahan.
  4. Prinsip Tarbiah:Ā Semua tahap pendidikan harus dilandasi dengan penguatan hubungan anak dengan Allah, pembiasaan berbuat baik, dan kesabaran dalam menghadapi tantangan.

Menghadapi Permasalahan Khusus

Dr. Uyun juga memberikan jawaban praktis atas pertanyaan audiens, seperti:

  • Ketertarikan Remaja pada Lawan Jenis:Ā Orang tua diharapkan memberi dukungan dan bimbingan, sekaligus menunda keterlibatan dalam hubungan serius hingga usia yang tepat.
  • Pendidikan Seksual di Sekolah:Ā Penting untuk mengintegrasikan pendidikan ini dengan akhlak Islami, memperhatikan sensitivitas moral, dan menyesuaikan dengan usia perkembangan anak.
  • Isu Transgender dan Waria:Ā Orang tua berperan besar dalam mendampingi anak agar memahami identitas gender sesuai fitrah, sambil mempertimbangkan pendekatan medis dan ilmiah.

Penutup: Kolaborasi untuk Pendidikan Holistik

Mendidik anak dan remaja untuk menghadapi masa baligh bukanlah tugas yang bisa diselesaikan oleh keluarga saja. Guru, masyarakat, dan institusi pendidikan harus turut serta. Kunci keberhasilannya adalah memperkuat hubungan dengan Allah serta menanamkan nilai-nilai moral yang kokoh. Dengan pendekatan ini, generasi muda akan lebih siap menghadapi tantangan kehidupan modern.

Untuk menyimak kajian lengkapnya, silakan tonton video berikut:Ā Navigasi Pubertas: Strategi Edukasi Seksual bagi Anak & Remaja

Foto & Editor: Deski Jayantoro